Ku temukan kau,
Diatas bukit di tengah
hembusan angin yang menerbangkan dandelion yang memasrahkan diri pada angin
Dibawah langit jingga
karena kepergian mataharinya merubah langit sedikit sendu dan teduh
Aku ragu untuk maju
dan takut untuk memecah lamunan panjang mu di sore itu
Akhirnya aku diam di
situ,
Di belakang mu
Melebur bersama sunyi
yang kau ciptakan
Diam dalam bayang-bayang
matahari yang kian tenggelam
Berpasrah pada waktu
yang membawa gelap, hingga lamunan mu usai.
Aku bersyukur pada
gelap,
Karena selalu...
Gelap mampu membuat mu
menoleh dan berbalik kebelakang
Hingga menghantarkan
mu pulang
Ku temukan kau,
Di persimpangan jalan
ke arah yang tak pernah berani ku tuju
Hingga terhenti
langkah ku karena ragu
Apakah harus ku lalui
jalan mu? Atau ku teruskan langkah menuju jalan ku?
Kakiku gontai tak tau
mau kemana
Tanpa alas ia menjadi
luka dan berdarah
Hingga bimbang
menghampiri di persimpangan jalan
Haruskah kau yang ku
tuju? Walaupun kau tak pernah menoleh kepadaku?
Atau ku teruskan
tujuan ku? Tapi aku kehilangan mu
Bimbang membuat ku
lupa bahwa kau terus melangkah, Hingga punggung mu pun semakin menjauh.
Ku temukan kau,
Dalam album monokrom
yang kau buat
hitam, putih, abu-abu.
Hanya itu.
Hingga kau terlihat
semakin hitam, tapi tatap matamu masih saja tajam
Dengan ransel di
punggung, dengan sunset di atas bukit, dengan yang hanya terlihat punggung ataupun hanya sisi kiri dan kanan saja
Tanpa senyum, tanpa
menoleh sedikit pun.
Sama Seperti
sebelumnya.
Ku temukan kau,
Dalam tiap sajak yang ku
buat,
dalam puisi yang ku
ciptakan,
dan dalam tulisan yang
ku ceritakan.
Hingga berbaris-baris
bahkan sampai beberapa paragraf
Di dalam lembar demi
lembar yang semakin kusam dengan tinta pena nya yang sudah tak lagi menghitam
Yang ku simpan di rak
paling atas hingga berdebu dan terlihat usang
Ada bekas tetesan
bulir air mata di situ, yang membuatku ingat bahwa kau mengabadi dalam tulisan
ku karena rasa rindu yang meribu
Kini ku temukan kau,
Hanya dalam bayang
Karena kau menghilang
dan tak ku temukan
Walaupun di atas bukit
ataupun di persimpangan jalan
Buku-buku dan album
yang sudah ku bakar
Masih saja menyisahkan
kau dalam ingatan
Dalam mata yang terpejam
hingga sosok nya datang
Hanya dalam ingatan.
.Ins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar