Jumat, 22 Juli 2016

Karena aku INTAN..


Kala itu, pagi  begitu tenang, aku sedang bersiap-siap membereskan barang-barangku untuk keberangkatan ku
kepalembang hari itu. Ditemani mama, aku berangkat dan menuju ke stasiun kereta. Rasanya berat sekali meninggalkan kota kecil itu untuk beberapa bulan kedepan, bahkan beberapa tahun kedepan. Walaupun Kota ini kecil, tapi kenangan nya lebih besar dari apapun.
            Mama hanya menemani ku selama tiga hari disini, setelah itu, kehidupanku benar-benar serba sendiri. Awal  Kehidupan ku disini tidak berjalan terlalu mulus, banyak sekali ujian yang datang. Setelah PK2 aku jatuh sakit. memang secara fisik aku lemah, jadi aku kalah. Setelah sakit aku dihadapi situasi kelas yang menyulitkan ku, aku bingung disini, tapi aku meyakinkan diri bahwa aku mampu, karena aku yakin jauh lebih hebat dari sebelumnya.
            Disini jauh dari kata nyaman, aku takut salah memilih jalan, aku takut salah memilih ini, ketika pilihan kemarin aku tinggalkan, ketika cita-cita awal harus aku relakan, dan akhirnya jatuh dan berhenti di keperawatan, awal yang setengah hati aku harap akan menjadi sepenuh hati, aku yakin Tuhan punya rencana baik dalam setiap langkah yang kita sertai dengan doa. Semoga keyakinan ku terhadap tuhan tidak pernah ada habisnya.
            Hari  itu, entah tanggal berapa aku merasa lelah sekali, pulang kuliah jam 4 sore dengan membawa tas yang berisikan laptop, dengan berjalan kaki dari kampus ku ke tempat kost. Saat itu aku benar-benar merasa lelah
” Ketika rindu yang ditahan tak tertahankan jangan salahkan mata yang mengeluarkan airnya akibat hati yang terbebani :”) “ iya... aku rindu.
            Aku ingat saat aku mengantar mama pulang ketika aku baru sembuh dari sakit ku, mama tidak ingin aku melihat keberangkatannya. Mama menyuruhku untuk segera pulang dan bersiap-siap kuliah. Akhirnya aku hanya bisa menoleh ketika mobilnya sudah berjalan. Aku menangis disepanjang jalan pulang. Saat itu masih pagi sekitar jam 6, jalanan masih sepi. Aku tak sempat memeluk mama dan tak mengatakan sepatah kata pun. “Dasar anak cengeng” batinku..
            Hari-hari selanjutnya berjalan biasa saja, masih sama. Aku harus berjuang keras agar betah disini. Untunglah, disini aku bertemu banyak orang-orang baik, seperti teman-teman dan kakak-kakak yang luar biasa ramah. Mereka sedikit mengobati rasa takut ku disini. Jujur, aku belum pernah pergi jauh dari rumah seorang diri, bisa dikatakan aku anak rumahan yang manja.
            Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Setiap hari dalam beberapa bulan ini aku terlatih menjadi kuat dan mandiri, aku bahkan tercengang menyadari bahwa aku saat ini begitu berbeda. Benar kawan, dunia ini kejam. Kau akan tahu kejam ketika kau jauh dari rumah, karena kau benar-benar memulai semuanya serba sendiri. Dari mulai kau bangun tidur sampai kau tidur lagi, dari pagi sampai pagi lagi, semua hal benar-benar kau lakukan sendiri.
       Namun sekarang aku tidak pernah khawatir lagi, aku memang berpisah jauh dengan keluarga dan sahabat-sahabat yang sudah ku anggap keluarga sendiri, namun disini, aku mulai menemukan keluarga yang baru. aku mendapat kan banyak teman disini, dan aku sedang berupaya agar mereka semua yang baru menjadi keluarga ku, aku sedang berusaha menjalin hubungan baik dengan banyak orang yang ku kenal, karena hanya dengan berteman aku bisa menemukan lingkungan baru yang nyaman.

Setelah ini aku akan baik-baik saja. Karena aku Intan. Bukankah Selalu ada tekanan yang mengawali terbentuknya intan. Dan setahuku Intan tak pernah rapuh, dia kuat tak akan hancur melawan kerasnya tantangan hidup.



-INTAN

           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar