Kala itu, pagi begitu tenang, aku sedang bersiap-siap membereskan barang-barangku untuk
keberangkatan ku
kepalembang hari itu. Ditemani mama, aku berangkat dan menuju ke stasiun kereta. Rasanya berat sekali meninggalkan kota kecil itu untuk beberapa bulan kedepan, bahkan beberapa tahun kedepan. Walaupun Kota ini kecil, tapi kenangan nya lebih besar dari apapun.
kepalembang hari itu. Ditemani mama, aku berangkat dan menuju ke stasiun kereta. Rasanya berat sekali meninggalkan kota kecil itu untuk beberapa bulan kedepan, bahkan beberapa tahun kedepan. Walaupun Kota ini kecil, tapi kenangan nya lebih besar dari apapun.
Mama hanya menemani ku selama tiga
hari disini, setelah itu, kehidupanku benar-benar serba sendiri. Awal Kehidupan ku disini tidak berjalan terlalu
mulus, banyak sekali ujian yang datang. Setelah PK2 aku jatuh sakit. memang secara fisik aku lemah, jadi aku kalah.
Setelah sakit aku dihadapi situasi kelas yang menyulitkan ku, aku bingung
disini, tapi aku meyakinkan diri bahwa aku mampu, karena aku yakin jauh lebih
hebat dari sebelumnya.
Disini jauh dari kata nyaman, aku
takut salah memilih jalan, aku takut salah memilih ini, ketika pilihan kemarin
aku tinggalkan, ketika cita-cita awal harus aku relakan, dan akhirnya jatuh dan
berhenti di keperawatan, awal yang setengah hati aku harap akan menjadi sepenuh
hati, aku yakin Tuhan punya rencana baik dalam setiap langkah yang kita sertai
dengan doa. Semoga keyakinan ku terhadap tuhan tidak pernah ada habisnya.
Hari
itu, entah tanggal berapa aku merasa lelah sekali, pulang kuliah jam 4
sore dengan membawa tas yang berisikan laptop, dengan berjalan kaki dari kampus
ku ke tempat kost. Saat itu aku benar-benar merasa lelah
” Ketika
rindu yang ditahan tak tertahankan jangan salahkan mata yang mengeluarkan
airnya akibat hati yang terbebani :”) “ iya... aku rindu.
Aku ingat saat aku mengantar mama
pulang ketika aku baru sembuh dari sakit ku, mama tidak ingin aku melihat
keberangkatannya. Mama menyuruhku untuk segera pulang dan bersiap-siap kuliah.
Akhirnya aku hanya bisa menoleh ketika mobilnya sudah berjalan. Aku menangis disepanjang
jalan pulang. Saat itu masih pagi sekitar jam 6, jalanan masih sepi. Aku tak
sempat memeluk mama dan tak mengatakan sepatah kata pun. “Dasar anak cengeng”
batinku..
Hari-hari selanjutnya berjalan biasa
saja, masih sama. Aku harus berjuang keras agar betah disini. Untunglah, disini
aku bertemu banyak orang-orang baik, seperti teman-teman dan kakak-kakak yang luar biasa ramah. Mereka sedikit mengobati rasa takut ku disini.
Jujur, aku belum pernah pergi jauh dari rumah seorang diri, bisa dikatakan aku
anak rumahan yang manja.
Hari berganti minggu, minggu
berganti bulan. Setiap hari dalam beberapa bulan ini aku terlatih menjadi kuat
dan mandiri, aku bahkan tercengang menyadari bahwa aku saat ini begitu berbeda. Benar kawan, dunia ini kejam. Kau
akan tahu kejam ketika kau jauh dari rumah, karena kau benar-benar memulai
semuanya serba sendiri. Dari mulai kau bangun tidur sampai kau tidur lagi, dari
pagi sampai pagi lagi, semua hal benar-benar kau lakukan sendiri.
Namun sekarang aku tidak pernah khawatir lagi, aku memang berpisah jauh dengan keluarga dan
sahabat-sahabat yang sudah ku anggap keluarga sendiri, namun disini, aku mulai
menemukan keluarga yang baru. aku mendapat kan banyak teman disini, dan aku
sedang berupaya agar mereka semua yang baru menjadi keluarga ku, aku sedang
berusaha menjalin hubungan baik dengan banyak orang yang ku kenal, karena hanya
dengan berteman aku bisa menemukan lingkungan baru yang nyaman.
Setelah
ini aku akan baik-baik saja. Karena aku Intan. Bukankah Selalu ada tekanan yang
mengawali terbentuknya intan. Dan setahuku Intan tak pernah rapuh, dia kuat tak
akan hancur melawan kerasnya tantangan hidup.
-INTAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar