Rabu, 28 Maret 2018

...


Mungkin  ada baik nya tak ku buka lagi pesan-pesan lama itu,
karena semakin ku  korek-korek luka lama yang dikira telah sembuh ternyata masih saja menyisakan perihnya.
Ada harapan yang masih terkubur dalam tumpukan kenangan,  yang ku kira sudah tak ada ternyata hanya terkubur oleh waktu saja. 
Hingga kini muncul lagi kepermukaan akibat rasa penasaran dan rindu yang datang tiba-tiba, ''apakah pesan itu masih ada?..''
Benar saja, semuanya masih di situ. 
Tersusun rapi dan lengkap dengan perasaan  yang masih saja tetap sama. Seperti lima tahun yang lalu.

Siapa sangka pesan-pesan itu kembali menyebabkan detak jantung yang tak beraturan,  memunculkan kembali rindu-rindu yang sudah lama hilang, 
serta menyusun kembali kepingan kepingan ingatan yang kemarin.
Aku kira, aku telah lupa dan berhasil menghilangkan rasa, tapi nyatanya hanya fatamorgana oleh sang waktu belaka.
Karena rasa nya masih sama, 
sesak nya masih terasa, 
rindu nya malah semakin besar saja,
dan cinta nya masih saja ada.

Ah cinta...
Kenapa masih saja betah?
Padahal tak ku rawat kau dengan benar,
ku biarkan saja kau berserakan, 
ku diam kan kau bertahun-tahun lamanya. 
Ku pikir kau akan hilang,  nyatanya kau bertahan.

Cinta...
Tidak kah kau lelah dan mati saja?
Lima tahun kau menetap bersama debu dan sawang di relung yang ku kubur sangat dalam,  karena ku harap kau sirna.

Cinta...
Tidak kah kau bosan dan memilih berpaling saja?
Berlembar-lembar kau mengabadi dalam puisi ku,
tak habis nya kau jadi topik utama ku, 
tak jenuh nya kau jadi tokoh utama dalam cerita ku.
Karena ku harap kau bosan dan perlahan hilang.


Cinta...
Jika memang kau tak lelah, maka berikanlah aku jeda.
Aku lelah.
Karena dalam setiap masa... rindu dan rasa makin berat saja.
Dan kalau bisa, ku pinta untuk sirna karena sungguh aku hanya ingin cinta beralamat pada yang sah.







.INS.

Selasa, 05 Desember 2017

Karna Kau Intan...



Masa depan memang sebuah ketidakpastian, sekarang siapa sih yang tahu masa depan nya seperti apa? Sebuah pertanyaan “apakah jalan yang saya lalui ini benar?” selalu saja muncul pada setiap orang. Dan jawaban nya selalu saja tak pasti, karena tidak ada yang tahu masa depan akan jadi seperti apa, sehingga tidak ada yang bisa menyimpulkan ini jalan yang benar atau bukan. kecuali sang pencipta, hanya Tuhan yang tahu apa saja yang akan terjadi kelak. tapi, jika kau melangkah dan berjalan dengan niat  yang baik maka inshaa allah kau juga akan menuju pada hal baik. 

Ketika gundah itu muncul dan sangat menginginkan jawaban atas pertanyaan itu, hanya satu cara untuk mengetahui nya, lalui jalan ini sampai batas akhir.  diakhir kelak kau akan tahu jalan ini benar untuk mu atau bukan. Tapi percayalah, kau ada disini karena sebuah alasan, ketika Tuhan menghendakimu melewati jalan ini, itu artinya kau dipilih untuk suatu hal yang memang itu sangat cocok untuk mu,  yang mungkin hanya kau yang mampu melewatinya bukan orang lain. Lihat lah betapa percaya nya sang pencipta pada mu, sehingga dengan kuasa-Nya kau dititipkan sesuatu yang luar biasa. Sesuatu yang sudah Tuhan rencana kan itu adalah hal yang luar biasa bukan? 

Sudahlah, buang pikiran negatif mu tentang hidup yang kau jalani, mulai lah mencintai apa yang kau lakukan saat ini, cintai hidupmu, jalanmu, takdirmu, dan masa depan mu. Jika bukan kamu yang mulai untuk menyukai semua itu, maka siapa lagi?

Sadarlah... Engkau dipilih, untuk sesuatu yang luar biasa. Jika kau mampu melewatinya dengan baik, maka sesuatu yang menakjubkan sedang menunggu mu di depan. Jalani saja, jangan terlalu terbebani, kau tidak sendirian, mereka saja bisa, kenapa kamu tidak? 
Ayooo buang pikiran negatifmu, mulai lah berpikiran positif. teruslah berjalan, tak apa jika sesekali terjatuh, luka-luka itu pasti akan sembuh..
teruslah berjalan.... 
sedikit lagi... 
bertahan lah sampai kau tiba diujung jalan. 
karena selalu, badai pasti berlalu.

Masih ingat filosofi intan?
“batu yang terkubur ratusan kilometer didalam perut bumi, dengan tekanan dan suhu yang tinggi justru mengubahnya menjadi sesuatu yang indah, batu yang tak bernilai akhirnya berubah menjadi intan yang luar biasa
Jadi lah intan, karena kau intan. Kau hanya perlu dipoles sedikit agar terlihat lebih menawan. Kau intan, hanya saja kau sering kehilangan diri mu sebagi intan, berhenti menganggap kau masih sebongkah batu biasa. Karena kau Intan. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan.



.INS.

Jumat, 20 Oktober 2017

Mahkota untuk Mama



Ma.. kini ulang tahun mu tidak lagi menyenangkan untuk ku sambut,
mengucapkan selamat pun rasanya enggan.
Karena aku tahu, tiap kali ulang tahun mu datang maka umur mu pun semakin berkurang. Sulit sekali menerima bahwa waktu ternyata telah berlalu sangat cepat. 

Ma.. hari ini aku tidak akan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukmu,
ataupun mengirimkan pesan panjang berisi ucapan manis nan romantis 
karena aku tidak ingin merayakan ini seolah aku bahagia kau menua.
Tapi izin kan aku untuk terus berdoa setiap hari agar panjang umurmu serta sehat jiwa dan ragamu.

Ma.. kau surga ku, 
jadi mana mungkin aku bahagia ketika umurmu semakin berkurang, 
namun tak mungkin pula detak waktu ku hentikan, 
jadi panjang umurlah, sehatlah selalu dan berbahagialah saat menua. 
Aku harap kau tetap kuat dan tangguh seperti biasa walaupun dengan rambut mu yang telah memutih dan kulit yang mulia keriput. 

Ma.. Mungkin ini terdengar klasik, tapi sungguh, aku mencintai mu. Walaupun tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membuktikan. Karena sebanyak apapun yang ku lakukan tak akan cukup dibandingkan dengan apa yang kau beri. 

Ma.. jika orangorang biasanya membuktikan cinta dengan bunga, cinta dengan coklat, ataupun cinta dengan boneka, maka aku ingin menghadiahkanmu dengan sesuatu yang tak biasa. 

Untuk mu ma,
aku sedang menyiapkan kado paling indah yang bisa ku persembahkan nantinya,
dengan perbaikan diri yang kulakukan tahap demi tahap setiap harinya,
agar kelak Allah menghadiahkan langsung kadonya untuk mu dari ku,
berupa mahkota cahaya di surga.




.Ins.





Senin, 09 Oktober 2017

Ikhlas



Jika benar ikhlas,
Seharusnya tak ada lagi keluh kesah dari lisan

Jika benar ikhlas,
Seharusnya tak lagi merasakan kekecewaan

Jika benar ikhlas,
Seharusnya tak lagi terasa berat untuk dilakukan
Walaupun sendirian.

Jika benar ikhlas,
Sesungguhnya hanya Allah yang jadi harapan.
Allah yang jadi tujuan.
Allah yang jadi alasan.

Karena sejatinya ikhlas memang sulit di aplikasikan,
untuk itu butuh kesungguhan.

Ikhlas berbeda dengan kerelaan.
Karena rela saja belum tentu mengikhlaskan.




.Ins.




Sabtu, 02 September 2017

bukan hanya pulang, tapi berpulang



Perkara rizki, jodoh dan ajal sudah di atur oleh Allah. Tak perlu khawatirkan tiga hal itu. Karena pasti ada dan pasti tiba.
Sesuatu yang jadi haq tak akan kemana, dan sesuatu yang luput tak akan menimpa. Itulah kalimat yang menenangkan dari nabi ya'qub a.s
Perihal rizki tak perlu khawatir, karena tak akan tertukar dengan yang lain. Ikhtiarkan saja supaya Allah buka jalannya.
Perihal jodoh dan ajal juga sudah pasti. Sudah di pastikan kapan akan tiba. Boleh jadi besok jodoh mu datang melamar atau bahkan di bukakan jalan untuk melamar  atau mungkin Allah lebih sayang hingga ajal-lah yang lebih dulu datang.
Tapi apapun itu yang datang lebih dulu pasti itu memang yang terbaik dari Allah untuk hamba-hamba Nya.
Perihal ajal yang tiba-tiba memang yang paling membuat luka orang-orang terdekat, bukan karena tak ikhlas tapi siapa yang siap ditinggalkan padahal baru saja sore tadi duduk bersama sambil bercengkrama. Siapa yang siap di tinggalkan padahal tadi pagi dia masih tersenyum dan membuat tawa seisi rumah dengan canda nya. Siapa yang siap di tinggalkan padahal baru saja ia menggenggam tangan kita dan melangkah ke luar rumah, tanpa tanda ia akan berpulang pada-Nya.

Tapi, lagi...
Ini Karena Allah lebih sayang pada nya.
Bukan kah semua orang selalu merindukan pulang?
Kemarin karena rindu pada orang tua dan keluarga ia sudah pulang ke kampung halaman,
maka hari ini karena Allah merindukan nya, maka ia benar-benar berpulang. Pulang ke tempat yang lebih baik (in shaa allah), di sisi-Nya.
Dan sejatinya, ini bukan hanya tentang dia. Tapi juga tentang kita semua.
Kita kelak pasti juga akan pulang, kerumah yang sejati. Tempat terakhir yang kita tuju setelah berpuas melangkahkan kaki, berpetualang di dunia.





.Ins.